Subhanallah, manusia
benar-benar makhluk yang sempurna sebagaimana pernyataan Allah Ta’ala
dalam Surat At-Tin Ayat 4 : “Sesungguhnya Kami ciptakan manusia dalam
sebaik-baik bentuk.” Kesempurnaan ini antara lain ditandai dengan
penciptaan makhluk kecil dalam tubuh yang berperan aktif menjaga daya
tahan tubuh dari pengaruh demam. Makhluk ini bernama hormon kartisol.
Hormon kortisol adalah jenis hormon steroid yang dihasilkan di
korteks adrenal yang terletak di atas ginjal. Setiap hari dihasilkan
40-80 µmol hormon kortisol, hormon ini kemudian menyebar dalam plasma
dengan tiga cara, yaitu berupa kortisol bebas, kortisol terikat protein
dan kortisol metabolit. Hormon kortisol bekerja dalam tubuh manusia
melawan rasa sakit, luka, infeksi, kepanasan, kedinginan, alergi,
kekurangan oksigen, lapar, dan faktor-faktor yang meningkatkan suhu
tubuh.
Pekerjaan hormon kortisol yang multifungsi adalah suatu proses
keajaiban yang menakjubkan, di mana kortisol akan bekerja pada sel-sel
tertentu seperti sel yang memiliki gembok dan anak kunci tertentu. Ini
terjadi dengan melekat ke reseptor di membran sel, atau langsung masuk
ke dalam sel dan mengaktifkan sebuah mekanisme di situ. Namun, dengan
kedua cara itu molekul hormon harus dirancang khusus untuk sel tempatnya
bekerja. Jika ada sedikit ketidakcocokan dalam susunan molekul hormon
dan reseptor, sel tak akan dapat dipengaruhi.
Saat tubuh mengalami demam tinggi hormon kortisol akan beraksi
menekan demam. Demam dikarenakan kenaikan suhu disebabkan oleh “pusat
suhu” di dalam otak, yang diaktifkan oleh zat bernama IL-1
(interleukin). Saat seseorang dalam bahaya kematian karena tingginya
suhu tubuh, kortisol menurunkan suhu dengan menghambat produksi IL-1
yang mengaktifkan pusat suhu. Maka, dengan demikian hormon kortisol
adalah obat yang secara alami dihasikan oleh tubuh untuk meredakan demam
tinggi yang membahayakan tubuh.
Pekerjaan-pekerjaan kompleks kortisol adalah suatu perencanaan yang
matang dan tanpa cacat, di mana pada suatu waktu kortisol akan bekerja
menekan sistem immunitas dan menurunkan migrasi sel darah putih ke dalam
zona peradangan serta melakukan fagositosis sel yang rusak. Kortisol
juga menghambat terjadinya reaksi peradangan akibat alergi. Saat
kortisol meredakan demam dan menekan sistem kerja sistem immunitas maka
ada celah di mana pertahanan tubuh dalam bahaya.
Pada posisi seorang yang terkena infeksi karena luka dan terjadi
perlawanan oleh sistem immunitas, maka akan terjadi reaksi peradangan
yang salah satunya akan terjadi demam, sistem immun akan bekerja keras
menekan peradangan dengan ditandai hadirnya demam. Namun berkurangnya
pasukan immunitas tersebut akan menyebabkan kurangnya perlindungan dan
tubuh dalam ancaman bahaya. Sekali lagi hormon kortisol bekerja sebagai
sel yang cerdas.
Kortisol akan menggerakkan asam amino agar bekerja jika ada luka.
Pada saat luka terjadi, asam-asam amino ini adalah bahan dasar yang akan
digunakan dalam pemulihan jaringan. Kortisol juga bekerja untuk
mengurangi rasa sakit. Ketika jaringan dipulihkan maka akan
meminimalisir zona terbuka bagi tubuh yang dapat diserang mikroorganisme
parasit.
Demikianlah hormon kortisol bekerja dengan kaffah, sehingga ia dapat
bekerja sebagai pasukan yang dapat menekan demam dengan kerja yang
kompleks dan terorganisir dalam berbagai situasi. Pekerjaan ini semua
adalah sebuah kebaikan yang Allah berikan kepada manusia yang lemah agar
manusia dapat keluar dari masalah kehidupan yang mengancam nyawanya.
“… Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka, apakah kamu
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya).” (QS Al-Anam, 6: 80).