“Kalian akan mengikuti sunnah umat sebelum kalian, sejengkal demi
sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan jika mereka masuk ke dalam
lubang biawak, kalian juga masuk kedalamnya.” Mereka bertanya,”wahai
Rasulullah, apakah maksudnya umat Yahudi dan Nasrani?” jawab
beliau,”Lalu siapa lagi?” (HR Muslim).
SEPERTI kita ketahui,
di hari April Mop, orang dibolehkan untuk menipu orang lain. Bagi orang
Muslim, merayakan April Mop sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam
hadist Rasul di atas.
Dalam hukum Islam, segala perbuatan yang
merugikan orang lain baik secara materi ataupun non materi adalah haram.
Dan secara khusus pula perbuatan menipu selain merugikan orang lain,
dibahas secara terpisah dalam kategori akhlak mazmumah, yang apabila
merambah tindak hukum pidana/jinayah maka akan mendapatkan sanksi
hukuman yang setimpal. Misalnya : Menipu atau berdusta terhadap tuduhan
zina (qadzaf) yang berakibat hukuman cambuk 80 kali dan tidak diterima kesaksiannya selamanya.
Tindakan penipuan mempunyai 2 segmen dari segi tujuannya :
- Menipu untuk menjatuhkan/mengambil keuntungan terhadap korbannya, misalnya : seseorang menipu orang lain untuk mengambil hartanya. Ataupun menjatuhkan martabatnya dengan menuduh berbuat zina.
- Menipu untuk mengambil keuntungan pada diri sendiri/meningkatkan popularitas diri, misalnya : membuat hadits palsu. Bahkan Rasulullah sendiri menyatakan dalam haditsnya yang diriwayatkan secara mutawatir, “Barang siapa yang sengaja berbohong/berdusta terhadapku (haditsku) maka siapkanlah tempat duduknya dari api neraka.”
April
Mop yang banyak dilakukan orang pada dasarnya adalah lelucon dan tidak
dimaksudkan untuk melukai orang secara sengaja, namun dampak yang dapat
terjadi sangatlah besar. Berikut beberapa kejadian nyata yang terjadi
akibat kelalaian orang yang menganggap april mop hanya sekedar gurauan:
- Gempa yang terjadi pada tanggal 1 April 1946 di Pulau Aleutian menyebabkan tsunami di Kepualauan Hawai dan Alaska yang menewaskan 165 orang. Hal ini terjadi akibat orang-orang tidak percaya kedatangan tsunami yang dianggap sebagai April Mop.
- Kematian Raja George II dari Yunani banyak diragukan orang karena jatuh pada tanggal 1 April 1947. Suasana yang dianggap lucu berubah menjadi berita duka.
- Hari Republik Negara Iran yang ditetapkan pada 1 April 1979 dianggap sebuah lelucon hingga 30 tahun kemudian.
- Penyanyi era tahun 70-an Marvin Gaye di tembak oleh ayahnya, karena terjadi pada tanggal 1 April 1984 insiden ini dianggap hanya sebuah gurauan. Beberapa waktu kemudian barulah kejadian tersebut diperiksa oleh pihak kepolisian.
- Kematian legenda Deathrock Rozz Williams dianggap hanyalah sebuah kebohongan karena terjadi pada tanggal 1 April 1998.
Kesimpulan
akhir tentang pembahasan April Mop adalah keharaman perbuatan tersebut
bagi umat muslim. Pertimbangan keharaman tersebut terangkum dalam sebuah
uraian fatwa DR. Yusuf Al Qardhawi :
1. Karena itu adalah dusta.
Dusta bukan bagian dari akhlak seorang beriman, tapi akhlak kaum munafiqin.
Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tanda orang munafik itu ada
tiga, bila berbicara dia berdusta, bila berjanji dia ingkar, dan bila
diberi amanah dia berkhianat.” Dalam hadits lain disebutkan, “Ada empat
perkara bila semuanya berkumpul pada diri seseorang, maka dia adalah
orang munafik murni. … salah satunya adalah dusta.”
2. Karena kedustaan akhlak yang bertolak belakang dengan keimanan.
Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam pernah ditanya apakah seorang mukmin bisa menjadi
seorang pengecut? Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menjawab, ”ya.”
Orang itu bertanya lagi, “Apakah ia bisa menjadi orang yang pelit?”
Rasulullah saw menjawab, “ya.” Orang itu bertanya lagi, “Apakah ia bisa
menjadi orang pendusta?” Rasulullah saw menjawab, “tidak.”
3. Dusta adalah pengkhianatan terhadap sahabat dan teman.
Rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Sebesar-besarnya pengkhianatan,
sebesar-besarnya pengkhianatan, adalah jika engkau berbicara pada
saudaramu dengan perkataan yang dia anggap engkau jujur, sedangkan
engkau berdusta kepadanya.”
4. April Mop termasuk taqlid a’ma (mengikuti secara membabi buta), terhadap kebiasaan non Muslim.
Kita
sebagai umat yang dijadikan Allah swt sebagai umat pertengahan, dan
menjadi saksi atas manusia tidak boleh mengikuti kebiasaan orang-orang
non-Muslim melakukan kedustaan, kebohongan, keburukan. Kita tidak boleh
mencampur antara yang baik dengan yang tidak baik.”