SETELAH
Dajjal muncul dan melakukan perusakan dan penghancuran di muka bumi,
Allah mengutus Isa ‘alaihissalam untuk turun ke bumi turun di menara
putih di timur Damsyiq, Siria. Beliau mengenakan dua buah pakaian yang
dicelup dengan waras dan za’faran; beliau taruh kedua telapak tangan
beliau di sayap dua orang Malaikat. Bila beliau menundukkan kepala,
meneteslah / menurunlah rambutnya, dan bila diangkat kelihatan landai
seperti mutiara. Dan tidak ada orang kafir yang mencium nafasnya kecuali
akan mati, dan nafasnya itu sejauh pandangan matanya.
Beliau akan
turun pada kelompok yang diberi pertolongan oleh Allah yang berperang
untuk menegakkan kebenaran dan bersatu-padu menghadapi Dajjal. Nabi Isa
as. turun pada waktu sedang diiqamati shalat, lantas beliau shalat di
belakang pemimpin kelompok itu. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam,
maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan
mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan
kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia
menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya
kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang
mencium nafasnya kecualipasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu
sejauh mata memandang. Lain Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya
dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu
kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap
wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surge,” (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68).
Ibnu
Katsir berkata, “Inilah yang termasyhur mengenai tempat turunnya Isa,
yaitu di menara putih bagian timur Damsyiq. Dan dalam beberapa kitab
saya baca beliau turun di menara putih sebelah timur masjid Jami’
Damsyiq, dan ini rupanya pendapat yang lebih terpelihara. Karena di
Damsyiq tidak dikenal ada menara di bagian timur selain di sebelah
Masjid Jami’ Umawi di Damsyiq sebelah timur. Inilah pendapat yang lebih
sesuai karena beliau turun ketika sedang dibacakan iqamat untuk shalat,
lalu imam kaum Muslimin berkata kepada beliau, “Wahai Ruh Allah, majulah
untuk mengimami shalat.” Kemudian beliau menjawab, “Anda saja yang maju
menjadi imam, karena iqamat tadi dibacakan untuk Anda.” Dan dalam satu
riwayat dikatakan bahwa Isa berkata, “Sebagian Anda merupakan amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah untuk umat ini,” (Shahih Muslim).
Tersebarnya Keamanan dan Barakah pada Zaman Isa ‘Alaihis-salam
Betapa
menyenangkan seandainya kita termasuk yang mendapatkan karunia untuk
tinggal semasa dengan nabi Isa as. Karena di masa beliau kehidupan
manusia benar benar aman dan damai, bahkan kedamaian itu bukan hanya
milik manusia, tetapi juga merata hingga kepada binatang.
Zaman
Isa ‘alaihissalam (setelah turun kembali ke bumi) ini merupakan zaman
yang penuh keamanan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta kelapangan.
Allah menurunkan hujan yang lebat, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan serta banyak barakahnya, harta melimpah ruah; dendam,
dengki, dan kebencian hilang sirna.
Dalam hadits Nawwas bin Sam’an
yang panjang yang membicarakan tentang Dajjal, turunnya Isa, keluarnya
Ya’juj dan Ma’juj pada zaman Isa ‘alaihissalam, dan do’a Isa agar mereka
dihancurkan, Rasulullah saw bersabda:
“… Kemudian Allah
menurunkan hujan, dan tak ada rumah tanah liat maupun bulu yang dapat
menahan airnya, lantas mencuci bumi hingga bersih seperti cermin kaca.
Kemudian diperintahkan kepada kami: ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan
kembalikanlah barakahmu.’ Maka pada hari itu sejumlah orang dapat
memakan buah delima dan bernaung di bawahnya. Dan susupun diberi
barakah, sehingga susu seekor unta bunting yang sudah dekat melahirkan
dapat mencukupi banyak orang, susu seekor sapi mencukupi untuk orang
satu kabilah, dan susu seekor kambing mencukupi untuk satu keluarga….”Shahih Muslim, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 18: 63-70.
Rasulullah saw bersabda :
“Demi
Allah, sesungguhnya Isa putra Maryam akan turun ke bumi sebagai hakim
yang adil, akan membebaskan jizyah, unta-unta muda akan dibiarkan hingga
tidak ada yang mau mengurusinya lagi, sifat bakhil, saling membenci,
dan saling dengki akan hilang, dan orang-orang akan memanggil-manggil
orang lain yang mau menerima hartanya (shadaqahnya), tetapi tidak ada
seorangpun yang mau menerimanya,” Shahih Muslim, Bab Nuzuuli Isa ‘Alaihissalam 2:192.
Imam
Nawawi berkata, “Maknanya, bahwa pada saat itu orang-orang sudah tidak
tertarik lagi untuk memelihara unta karena banyaknya harta kekayaan,
keinginan sedikit, kebutuhan tidak ada, dan sudah tahu bahwa kiamat
telah dekat. Dan disebutkannya lafal al-qilash (unta muda) dalam hadits ini karena unta muda itu merupakan harta yang paling baik bagi bangsa Arab (pada waktu itu).
Kiamat di Ambang Pintu
Masa
tinggal Isa di bumi setelah turun dari langit menurut riwayat adalah
selama tujuh tahun, dan menurut sebagian riwayat yang lain lagi selama
empat puluh tahun. Setelah itu wafat pula Imam Mahdi dan Al Qahthani
yang melanjutkan kepemimpinannya. Tidak lama setelah itu, terbitlah
matahari dari barat dan binatang melata yang keluar dari perut bumi yang
memberikan tanda kufur dan iman atas setiap manusia. Ketika itu setiap
mukmin segera mengetahui bahwa itulah detik detik kemunculan angina
lembut dari yaman yang akan mencabut nyawa setiap mukmin. Setelah itu,
tidak seorangpun manusia yang masih memiliki keimanan kecuali akan
menemui ajalnya. Ketika seluruh penduduk manusia tidak lagi menyebut
Allah, itulah kondisi seburuk-buruk manusia, dan kepada merekalah kiamat
akan terjadi. Wallahu a’lam bish shawab.