Sebuah acara makan di hari suci Yahudi, selalu
ditutup dengan kalimat “Next Year in Jerusalem.” Satu kalimat yang
mengungkapkan cita-cita mereka untuk menduduki Yerusalem.
Oleh: Hj Irena Handono
Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center
Kaum Yahudi di Israel terus menerus meneror warga Palestina. Apa yang
membuat Yahudi berkeras ingin mengu-asai tanah Palestina secara
keseluruhan walau fakta sejarah membuktikan bahwa tanah tersebut adalah
milik Muslim?
Apa penyebab utama Yahudi ingin menguasai Palestina?
Yerusalem dalam Taurat
Hubungan antara Yahudi dan Yerusalem bisa dilihat di Bibel Perjanjian
Lama. Menurut pandangan Yahudi, daerah yang paling suci adalah Mount
Moriah (Gunung Moriah), yang kemudian dikenal dengan Temple Mount (Kuil
Gunung). Area ini yang mereka klaim sekarang terletak di bawah bangunan
milik Muslim, the Dome Of the Rock atau Kubbah As-Sakhra.
Dalam Perjanjian Lama (Taurat), Yerusalem mempunyai banyak nama,
Salem (Shalem), Moriah, Jebuse (Yevuse), Jerusalem (Yerushalayim), and
Zion (Tzi-yon). Dan terbanyak yang disebutkan dalam Perjanjian Lama
adalah Yerushala-yim, yang disebutkan sebanyak 349 kali, sementara
Tziyon disebutkan sebanyak 108 kali.
Menurut kepercayaan Kabbalah, suatu tradisi mistis Yahudi, batu dari
Gunung Moriah yang kenal sebagai “Even Shtiyah”- the Drinking Stone
(batu yang sedang minum), adalah pusat dari alam semesta, tempat di mana
dunia terairi secara spiritual.
Kisah-kisah dalam Bibel yang ber-hubungan dengan Gunung Moriah sangat
banyak, antara lain adalah: Ketika Ishak pergi ke sebuah lapangan ia
bertemu Ribka untuk pertama kalinya (Kitab Kejadian 24:63-67), dia
berdiri di gunung Moriah (Yerusalem). Mimpi Jakub naik ke surga melihat
para malaikat turun tangga (Kejadian 28:10-22), juga terjadi di tempat
ini, gunung Moriah (Yerusalem).
Mitos Yerusalem Dipegang Kuat
Keyakinan ini masih hidup, sangat dipercayai oleh orang Yahudi
sekarang. Ini tampak dalam ritual-ritual mereka. Contoh: Ketika seorang
Yahudi berdoa 3 kali sehari, mereka selalu menghadap Yerusalem. Jika
sedang berada di Yerusalem, maka mereka berdoa menghadap Temple Mount.
Yerusalem disebutkan berkali-kali dalam doa keseharian Yahudi dan dalam
doa terima kasih setelah makan.
Orang Yahudi menutup Passover Seder, yakni acara makan dalam hari
suci Yahudi, selalu dengan kalimat “Next Year in Jerusalem.” Satu
kalimat yang mengung-kapkan cita-cita mereka untuk menduduki Yerusalem.
Hari berduka cita/berkabung Yahudi, Tisha B’Av, memperingati perusakan
Kuil yang pertama dan kedua.
Ketika dalam acara pernikahan Yahudi, pengantin memecahkan sebuah
gelas sebagai tanda mengingat kedukaan terhadap perusakan kedua kuil
yang berdiri di Gunung Moriah.
Menyambut kedatangan Mesiah
Dan orang Yahudi yang beriman selalu menyisakan tempat kecil pada
dinding rumah mereka tanpa diplester tanpa dicat. Ini sebagai tanda
kedukaan perusakan Kuil. Dalam keyakinan Yudaisme, yang sesungguhnya
telah bergeser jauh dari Taurat yang dibawa oleh Musa as, bangsa Yahudi
yakin bahwa kelak seorang Messiah akan datang mengangkat derajat dan
kedudukan bangsa Yahudi menjadi pemimpin dunia. Kehadiran Mesiah inilah
yang menjadi inti dari semangat kaum Yahudi untuk memenuhi Tanah
Palestina.
Bagi zionis Yahudi, mereka menganggap Kuil Sulaiman harus sudah
berdiri untuk menyambut kedatangan Messiah yang akan bertahta di atas
singgasananya yang pada akhirnya diperuntukkan bagi pusat pemerintahan
dunia (One World Order).
Ada satu syarat lagi menjelang hadirnya Messiah, yakni mereka harus
menemukan dan menyembelih serta membakar seekor sapi betina berbulu
merah berusia tiga tahun dan belum pernah melahirkan anak. Untuk yang
satu ini pun kaum Zionis telah mempersiapkannya. Melalui suatu proses
rekayasa genetika, di tahun 1997, mereka telah mendapatkan seekor sapi
dengan ciri-ciri tersebut.
Hanya saja, mereka terbentur satu persyaratan lagi, yakni
penyembelihan dan pembakaran sapi merah ini harus dilakukan di atas kaki
Bukit Zaitun. Masalahnya saat ini bukit Zaitun masih berada di tangan
bangsa Palestina. Sebab itu, kaum Zionis selalu berupaya tanpa lelah
mengusir orang-orang Palestina dari wilayah ini.
Membangun Haikal Sulaiman
Para ahli arkeologi sepakat, ibukota Kanaan dan ibukota kerajaan
Daud as berlokasi di tempat yang sekarang ini adalah kampung Arab,
Silwan, beberapa kilometer sebelah selatan tembok ”baru” dari Kota Tua.
Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman) juga dikenal sebagai Beit HaMikdash
(Kuil yang Suci). Pemilihan lokasi kuil ini dahulu dilakukan oleh Nabi
Daud as yang saat itu beliau menunjuk puncak gunung Moriah (II Samuel
24:18-25). Kitab 1 Raja-raja 6-8 menggambarkan dengan detail bagaima-na
anak Daud as, Raja Sulaiman, membangun dan meresmikan Kuil. Walaupun
hingga kini belum ada kejelasan pasti di mana lokasi Haikal Sulaiman
berada, tapi sementara semua pakar arkeologi setuju bahwa bangunan itu
berdiri di atas Gunung Moriah. Yahudi mengklaim di Al-Aqsa. Padahal
tidak ada yang tahu pasti.
Itulah beberapa mitos yang dipegang kuat oleh Yahudi. Zionisme bukan
sekadar gerakan ‘religion’, tapi sebuah gerakan makar besar untuk
menguasai dunia dalam satu tatanan, The New World Order, Novus Ordo
Seclorum. Sebuah sistem dunia yang menghamba pada Lucifer (setan).